Resensi

Judul
:
MENJADI GURU PROFESIONAL
Pengarang
:
MOH. UZER USMAN
Tahun
:
Cet 14, 2002

Berbicara masalah pendidikan, sebenarnya faktor apa yang menjadi penyebab dunia pendidikan kita stagnan bila tidak boleh dibilang "gagal". Sebenarnya banyak faktor yang berpengaruh dan saling terkait antar satu dengan yang lain. Bukan hal yang bijaksana apabila semua pihak saling tuduh dan menyalahkan satu sama lain serta mencari kambing hitam atas segala kegagalan dunia pendidikan di Indonesia . Mencoba mencari akar permasalahan dan berusaha mencari solusi secara bersama-sama adalah langkah yang arif yang perlu dikedepankan dalam upaya meningkatkan kualitas dunia pendidikan kita.
Banyak upaya telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas dunia pendidikan. Peningkatan anggaran pendidikan, sarana dan prasarana dan yang terakhir merevisi Undang-Undang Sisdiknas. Perubahan-perubahan mendasar lainnya adalah yang berkaitan dengan sistem manajemen dan kurikulum, yang diikuti oleh perubahan-perubahan teknis lainnya. Perubahan-perubahan tersebut diharapkan dapat memecahkan berbagai permasalahan pendidikan, baik masalah-masalah konvensional maupun masalah-masalah yang muncul bersamaan dengan hadirnya ide-ide baru (masalah inovatif). Di samping itu, melalui perubahan tersebut diharapkan terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia (PSDM) untuk mempersiapkan bangsa Indonesia memasuki era kesejagatan dalam kesemrawutan global.
Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang ikut berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Ada hubungan yang erat antara mutu dan kualitas kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin sekolah, iklim budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Dalam pada itu, kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara mikro, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di sekolah.
Hal tersebut menjadi lebih urgen sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tegas kepala sekolah yang menghendaki kinerja yang semakin efektif dan efesien,. Di samping itu perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, seni dan budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan manajemen secara profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan pengembangan pendidikan secara terarah, berencana dan berkesinambungan guna meningkatkan kualitas pendidikan.
Tidak mudah menjadi kepala sekolah profesional. Banyak hal yang harus dipahami, banyak masalah yang harus dipecahkan dan banyak strategi yang harus dikuasai. Kurang adil jika pengangkatan kepala sekolah hanya didasari pada pengalaman menjadi guru yang diukur dari segi waktu (lamanya menjadi guru). Untuk menjadi kepala sekolah profesional perlu dimulai dari proses pengangkatannya yang profesional pula. Demikian halnya dengan masa jabatan menjadi kepala sekolah, tentu bukan jamannya lagi menjadi kepala sekolah seumur hidup. Perlu paradigma baru untuk membatasi jabatan kepala sekolah sekaligus menjadi wacana yang menarik atas SK Mendiknas No. 02 96 berkenaan dengan periodesasi dan pembatasan masa jabatan kepala sekolah.
Juga ada tugas baru bagi kepala sekolah (walau sebenarnya tidak hanya menjadi kewajiban kepala sekolah saja), yaitu upaya mensosialisasikan kurikulum baru. Kurikulum yang mengusung Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Diharapkan sistem dan kurikulum baru ini mampu menjawab stagnasi dunia pendidikan Indonesia saat ini. MBS atau School Based Management merupakan strategi untuk mewujudkan sekolah yang efektif produktif. Istilah ini pertama kali muncul di Amerika Serikat ketika masyarakat mulai mempertanyakan relevansi pendidikan dengan tuntutan dari perkembangan masyarakat setempat. MBS merupakan paradigma baru manajemen pendidikan, yang memberikan otonomi luas pada sekolah dan pelibatan masyarakat dalam kerangka kebijakan pendidikan nasional. Otonomi diberikan agar sekolah leluasa menguasai sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat (hlm 33).
KBK dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yagn menekankan pada pemgembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar performance tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap perangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab. KBK memfokuskan pada penguasaan kompetensi-kompetensi tertentu oleh peserta didik. KBK menuntut guru yang berkualitas dengan profesional untuk melakukan kerja sama meningkatkan kualitas pendidikan, namun dapt memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap perbaikan pendidikan.


           

No comments:

Post a Comment

Surah Al-Fatihah, menjadi pembuka & Kunci kehidupan di Dunia & Akhirat

بسم الله الرحمن الرحيم Asma Alloh harus digunakan dalam kehidupan (bukan sekedar dibaca/dijadikan wiridan saja) الحمد لله رب العالمين...