GANGGUAN KEPRIBADIAN

Kita semua memiliki gaya berprilaku dan cara tertentu dalam berhubungan dengan orang lain. Beberapa dari kita adalah tipe teratur, yang lain ceroboh. Beberapa dari kita lebih memilih mengerjakan tugas sendiri, yang lain lebih sosial. Beberapa dari kita tipe pengikut, yang lain memimpin. Beberapa dari kita terlihat kebal terhadap penolakan dari orang lain, sementara yang lain menghindari inisiatif sosial karena takut dikecewakan.

Saat pola prilaku menjadi begitu tidak fleksibel sehingga dapat menyebabkan distres personal yang signifikan atau mengganggu fungsi sosial dan pekerjaan, maka pola prilaku tersebut dapat di diagnosis sebagai gangguan kepribadaian. Berikut adalah pembahasan tentang gangguan kepribadian yang ditandai oleh beberapa prilaku yang ada.

Gangguan Kepribadian (personality disorder) adalah pola prilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Kekakuan tersebut menghalangi mereka menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal, sehingga pola tersebut pada akhirnya bersifat self-defeating. Trait-trait kepribadian yang terganggu menjadi jelas di masa remaja atau masa awal dewasa dan terus berlanjut di sepanjang kehidupan dewasa, semakin mendalam dan semakin mengakar sehingga semakin sulit untuk diubah.[1]

Gangguan-gangguan dalam kategori ini bersumber dari perkembangan  kepribadian yang tidak masak dan menyimpang. Karena mengalami proses perkembangan yang tidak semestinya, individu-individu tertentu memiliki cara memandang, berfikir  dan berhubungan dengan dunia sekelilingnya yang bersifat maladaptif. Akhirnya, mereka tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dan dalam kasus-kasus tertentu mereka menjadi menderita. Penderita jenis gangguan ini memiliki ciri-ciri berikut.
a.                   Hubungan pribadinya dengan orang lain terganggu, dalam arti sikap dan prilakunya cenderung merugikan orang lain.
b.                   Memandang bahwa semua kesulitannya disebabkan oleh nasib buruk atau perbuatan jahat orang lain. Dengan kata lain, penderita gangguan ini tidak pernah memiliki rasa bersalah.
c.                   Tidak memiliki rasa tanggung jawab terhadap orang lain: bersikap manipulatif atau senang mengakali, mementingkan diri, tidak punya rasa bersalah, dan tidak mengenal rasa sesal bila mencelakakan orang lain.
d.                   Celakanya, orang ini tidak pernah dapat melepaskan diri dari pola tingkah lakunya yang maladiptif itu.
e.                   Selalu menghindari tanggung jawab atas masalah-masalah yang mereka timbulkan.[2]

A. Gangguan Kepribadian yang ditandai oleh prilaku aneh atau eksentrik.
Kelompok gangguan kepribadian ini meliputi gangguan paranoid, skizoid, dan skizotipal. Orang dengan gangguan ini sering memiliki kesulitan dalam berhubungan dengan orang lain, atau mereka menunjukkan sedikit atau tidak adanya minat dalam mengembangkan hubungan sosial.

Gangguan Paranoid
Trait penentu dalam gangguan kepribadian paranoid (paranoid personality disorder) adalah perasaan curiga yang pervasif-kecenderungan untuk menginterpretasikan prilaku orang lain sebagai hal yang mengancam atau merendahkan. Orang dengan gangguan ini sangat tidak percaya pada orang lain, dan hubungan sosial mereka terganggu karenanya.

Orang yang memiliki kepribadian paranoid cenderung terlalu sensitif terhadap kritikan, baik itu nyata maupun yang dibayangkan. Mereka marah pada ketidakhormatan yang sangt kecil. Mereka mudah marah dan tidak terima bila mereka pikir mereka telah diperlakuakn dengan buruk. Mereka cenderung tidak mempercayakan rahasia pribadinya pada orang lain karena mereka yakin bahwa informasi pribadi akan dipergunakan untuk menyerang mereka.

Gangguan Skizoid
Isolasi sosial adalah ciri utama dari gangguan kepribadian skizoid (schizoid personality disorder). Seringkali digambarkan sebagai penyendiri atau eksentrik, orang dengan kpribadian skizoid kehilangan minat pada hubungan sosial. Emosi dari orang dengan kepribadian skizoid  tampak dangkal atau tumpul.mereka nampak jauh dan menjaga jarak. Pola kepribadian skizoid umumnya dapat dikenali saat awal masa dewasa.[3]

Kepribadian skizoid memiliki ciri-ciri khas:  tidak mampu dan menghindari menjalin hubungan sosial, terkesan dingin dan tidak akrab atau tidak ramah, tidak terampil bergaul  dan suka menyendiri.

Gangguan Skizotipal
umumnya menjadi jelas saat awal masa dewasa. Diagnosis tersebut dikenakan pada orang yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan dekat dan yang prilakunya, sikapnya, serta pola pikirnya aneh atau ganjil. Gangguan skizotipe memiliki ciri-ciri khas: suka menyendiri, suka menghindari orang lain, egosentrik, dihantui oleh pikiran-pikiran autistik, yaitu pikiran-pikiran yang tidak dapat dimengerti oleh orang lain selain oleh dirinya sendiri, dan takhayul-takhayul, dan amat perasa.[4]

B. Gangguan Kepribadian yang ditandai oleh Prilaku Dramatis, Emosional dan Eratik.
Kelompok gangguan kepribadian ini mencakup tipe antisosial, histrionik dan narsisitik. Orang dengan gangguan ini memiliki kesulitan untuk membentuk dan membina hubungan.

Gangguan Antisosial
Orang dengan gangguan antisosial secara persisten melakukan pelanggaran terhadap hak-hak orang lain dan sering melanggar hukum, mereka melanggar norma dan konvensi sosial, impulsif serta gagal membina komitmen interpersonal  dan pekerjaan.
Para penderita gangguan ini memiliki beberapa ciri berikut:
  1. Perkembangan moral mereka terhambat
  2. Mereka tidak mampu mencontoh perbuatan-perbuatan yang diterima masyarakat
  3. Kurang dapat bergaul dan kurang tersosialisasikan dalam arti tidak mampu mengembangkan kesetiaan pada orang, kelompok, maupun nilai-nilai sosial yang berlaku, maka mereka sering bentrok dengan masyarakat.

Gangguan ini sering disebut pula kepribadian sosiopatik atau psikopatik, dan meliputi misalnya, orang-orang yang menjalankan bisnis dengan curang, pengacara, dokter dan politikus yang curang, para penipu, pengedar dan atau pengguna obat bius, pelacur, dan para pelaku tindak delinkuen atau kriminal.

Gangguan Histrionik
Melibatkan emosi yang berlebihan dan kebutuhan yang besar untuk menjadi pusat perhatian. istilah ini berasal dari bahasa latin histrio yang berarti “aktor”. Orang dengan gangguan kepribadian histrionik cenderung  dramatis dan emosional, namun emosi mereka tampak dangkal, dibesar-besarkan, dan mudah berubah.

Orang dengan kepribadaian histrionik bisa merasa kecewa dalam pengertian yang tidak umum karena kabar mengenai suatu kejadian yang menyedihkan dan membatalkan rencana untuk sore hari, membuat teman-temanya menjadi tidak nyaman. Mereka cenderung self-centered dan tidak toleran terhadap penundaan kesenangan , mereka ingin apa yang mereka inginkan saat mereka menginginkannya, mereka cepat bosan dengan rutinitas dan haus akan hal-hal yang baru dan stimulasi. Ciri umum lainnya adalah:
  1. Berprilaku dramatik atau penuh aksi
  2. Serba menonjolkan diri
  3. Emosional
  4. Eratik atau aneh-aneh.
Dan ciri khususnya adalah:
  1. Tidak matang
  2. Haus akan hal-hal yang serba menggairahkan
  3. Penyesuaian seksual dan hubungan pribadinya kacau
  4. Tergantung, tak berdaya dan mudah ditipu
  5. Egois, congkak, sangat haus akan pengukuhan orang lain
  6. Sangat reaktif, dangkal atau picik dan tidak tulus.[5]

Gangguan Narcisistik
Orang dengan gangguan kepribadian narsisistik memilki rasa bangga atau keyakinan yang berlebihan terhadap diri mereka sendiri dan kebutuhan yang ekstrem akan pemujaan. Mereka membesar-besarkan prestasi mereka dan berharap orang lain menghujani mereka dengan pujian. Merea berharap orang lain melihat kualitas khusus mereka, bahkan saat prestasi mereka biasa saja. Selain itu kepribadian ini juga merasa diri penting dan haus akan perhatian dari orang lain, selalu menuntut perhatian dan perlakuan istimewa dari orang lain, sangat peka pada pandangan orang lain terhadap dirinya (harga dirinya rapuh), bersikap eksploitatif, memikirkan kepentingannya sendiri, mengabaikan hak dan perasaan orang lain.

Orang yang berkepribadian sehat kadang menunjukkan bentuk narsisme lunak, yakni ketertarikan terhadap tubuhnya sendiri. Dalam bentuk yang berbahaya, narsisme menghalangi persepsi yang objektif terhadap realitas, sehingga segala sesuatu yang dimiliki menjadi sangat berharga, sebaliknya yang dimiliki orang lain kurang berharga.
Individu yang narsis asik dengan dirinya sendiri, bukan hanya terbats mengagumi dirinya di depan kaca. Keasikan dengan tubuh sendiri sering mengkibatkan hipokondriasis (merasa sakit meski secara medis tidak ada gangguan fisik), atau memberi perhatian yang obsesif terhadap kesehatan sendiri.[6]
           



DAFTAR BACAAN




Nevid, Jeffrey S. dkk. Psikologi Abnormal Jilid 1 edisi ke 5   Erlangga: Jakarta, 2005

Supratiknya. A. Mengenal Prilaku Abnormal  Kanisius: Yogyakarta, 1995



[1] Jeffrey S. Nevid “Psikologi Abnormal” Jilid 1 edisi ke 5 (Erlangga: Jakarta, 2005) h. 273.
[2]  A. Supratiknya “Mengenal Prilaku Abnormal” (Kanisius: Yogyakarta, 1995) h. 54.
[3] Op cit. h. 273-275.
[4] Op cit,…, h. 55.
[5] “Mengenal Prilaku Abnormal” (Kanisius: Yogyakarta, 1995) h. 55.
[6] http://www.acehforum.or.id/jenis-jenis-gangguan-t23256.html

No comments:

Post a Comment

Surah Al-Fatihah, menjadi pembuka & Kunci kehidupan di Dunia & Akhirat

بسم الله الرحمن الرحيم Asma Alloh harus digunakan dalam kehidupan (bukan sekedar dibaca/dijadikan wiridan saja) الحمد لله رب العالمين...